Renungan hidup

Rabu, 02 November 2011

Hidup seperti sebuah catur. Kita tidak dapat mengembalikan pionir yang sudah mati karena kesalahan kita. Kita hanya dapat berpikir apa yang harus saya lakukan dengan sisa pionir saya, dan tidak terkunci dengan pionir yang sudah hilang.

Pion: kadang hidup harus step by step.

Benteng: kadang kita tidak dapat berjalan karena sesuatu yang menghalangi, tp begitu penghalang itu terbuka, kita dapat langsung sampai diujung.



Mentri: kadang kita setelah penghalang itu lepas kita menyamping, tapi kita tetap bisa mematikan.

Kuda: kadang kita melangkahi satu langkah atau seseorang untuk mendapatkan sesuatu, dan kita punya potensi untuk melangkahi orang lain.

Ratu: kita bisa berbuat apa saja dan kemana saja, tapi hati-hati, kebebasan itu membuat kita mati dan lupa daratan.

Raja: kita bebas kemana saja tapi kita membatasi diri dan berjaga-jaga.

Kita semua pernah menjadi bagian setiap pionir, hanya pilihan kita lah ingin menjadi apa di atas papan catur. Kita tidak pernah tahu langkah selanjutnya lawan kita. Kita hanya dapat berpikir untuk mengatasinya. Tidak ada kata "menyerah" dalam catur. Bermain sampai tuntas. Sama seperti hidup, kita tidak pernah tahu masalah apa yang akan datang, kita harus kreatif menjadi manusia dengan berbagai cara untuk mengatasi masalah seperti semua ciri khas pionir, kita tidak dapat terpaut pada pionir yang sudah mati atau masa lalu karena tidak dapat kembali dan hanya berpikir apa yang dapat dilakukan dengan keadaan skrg untuk menang, rencanakan hidup dengan matang. Satu hal, kemenangan dalam catur bukan dengan menghabisi seluruh pionir lawan, tapi seberapa keras kita berpikir, kreatif dalam memanfaatkan dan mengoptimalkan dalam berbagai kondisi, tidak terpaut masa lalu dan menghadapi kenyataan, dan kita hanya akan kalah dalam 2 hal: ketika sang raja(pengendalian diri) ini terkunci di dalam semua pionir, atau ketika sang raja(pengendalian diri) ini mati.

Satu hal terakhir, hanyalah Sang Raja alias diri kita sebagai satu-satunya yang tidak diangkat dari bidak catur saat mati. Untuk itulah kita harus mempunyai keyakinan, bahwa pengendalian diri adalah sesuatu yang paling penting dan Sang Raja sebagai umpama adalah kita juga mengajarkan, seberat apapun dan sebanyak apapun masalah kita tidak akan menghilangkan keberadaan kita.kaskus.us

0 komentar:

Posting Komentar