Debu Bintang

Kamis, 06 Oktober 2011


Badan antariksa Amerika, NASA, tanggal 7 Februari yang lalu telah
meluncurkan sebuah pesawat antariksa untuk menangkap atau mengumpulkan debu komet dalam tahun 2,004 nanti.

Pesawat antariksa itu diberi nama Stardust, atau debu bintang. Sasarannya adalah sebuah komet yang bernama Wild-Two yang pada waktu itu nanti akan memasuki sistem tata-surya kita.




Komet pada umumnya terdiri es yang bercampur dengan batu-batu karang dan debu kosmik. Komet, atau bintang berekor yang tampak dari bumi biasanya mempunyai kepala yang lebarnya ribuan km dan ekor yang panjangnya jutaan km.

Kata banyak sarjana, komet-komet itu pada umumnya berasal dari zaman
dulu ketika sistem matahari kita baru terbentuk. Tarikan gaya berat
berbagai planet pada akhirnya akan membawa komet-komet itu ke arah
garis edar sekitar matahari.

Pada waktu komet itu terbang mendekati matahari, manusia di bumi bisa
melihatnya, kadang-kadang dengan mata biasa. Komet yang bernama Wild-Two itu sampai tahun 1974 mempunyai orbit yang jauh dari matahari, sampai pada suatu ketika garis edarnya agak berubah karena ditarik oleh gaya berat planit Jupiter.

Pesawat antariksa Stardust diharapkan akan terbang melewati, atau
mungkin lebih tepat menembus ekor komet itu dalam tahun 2,004. Dalam
jarak 100 km dari inti komet itu sendiri.

Stardust kemudian akan mengumpulkan debu-debu kosmik yang berhamburan dari sekitar inti komet yang terbang cepat itu, dan membawanya kembali ke bumi. Sebuah kontainer yang berisi debu komet akan diluncurkan ke bumi dengan parasut atau payung dan akan mendarat di suatu tempat di negara bagian Utah di Amerika, dalam tahun 2,006.

Pesawat antariksa Stardust juga akan mengirim foto-foto komet Wild-Two
ke bumi, sambil menganalisa debu komet itu dengan menggunakan sebuah alat yang disebut mass spectrometer. Foto-foto komet Wild-Two
itu diharapkan akan lebih jelas dari foto-foto komet Halley, yang dibuat
dalam tahun 1986 oleh sebuah pesawat antariksa gabungan milik Soviet,
Eropa dan Jepang.

Pada waktu itu ditemukan bahwa komet Halley mengandung molekul-molekul organik, yang merupakan bahan-bahan dasar untuk menciptakan kehidupan.

Komet Halley itu pernah terlihat dan dicatat oleh orang-orang Cina pada
tahun 240 sebelum Nabi Isa, dan sebuah lukisan kuno dari tahun 1,066
menunjukkan gambar komet Halley ketika bangsa Normandia menaklukkan Inggris.

Sampai tahun 1995, para sarjana menemukan lebih dari 870 komet di ruang angkasa, dan mencatat garis edar mereka masing-masing.

Dari jumlah itu, 184 buah diketahui mempunyai orbit atau garis edar yang
bisa dilihat dari bumi tiap 200 tahun sekali atau kurang. Sampai saat
ini, para sarjana masih belum berhasil memeriksa debu komet secara
langsung dalam laboratorium; dan sebab itulah mereka sangat berharap
bisa melakukannya dalam tahun 2,006 nanti.

Para sarjana itu akan mencari atom-atom dan molekul yang terbentuk
atau telah ada sejak terciptanya sistem tatasurya kita; dan mungkin
nantinya akan bisa menjelaskan bagaimana kehidupan di bumi ini mulai.

Komet yang garis edarnya berulang kali melewati matahari pada akhirnya
akan kehilangan muatan es dan gas yang dimilikinya dan akan tampak
seperti batu karang besar yang melayang di antariksa.

Kalau garis edar bumi kebetulan melewati garis lintasan komet, maka
orang di bumi akan melihat apa yang sering disebut sebagai bintang
jatuh. Misalnya tiap tahun, antara tanggal 9 sampai 13 Agustus, kita
akan bisa melihat fenomena itu ketika bumi melewati garis edar komet
yang bernama Swift-Tuttle; dan dalam bulan Oktober kita juga bisa
melihat banyak bintang jatuh, ketika bumi melewati garis edar komet
Halley.

0 komentar:

Posting Komentar